Malam ini tidak ada hal penting yang harus dikerjakan jadi saya gunakan kesempatan ini untuk sekadar berbagi pengalaman saya. Suka atau tidak suka, saya akan tetap menceritakan pengalaman saya lewat tulisan di blog yang sederhana ini.
Jadi, saya punya hobi / kegemaran sejak SD yaitu sepakbola. Seingat saya saya mulai bermain sepakbola mulai kelas 3SD. Berawal dari bermain dengan bola plastik di halaman depan rumah, sampai di dalam rumah sekalipun! Kedengarannya agak sedikit aneh tapi itulah yang memang terjadi. Pernah suatu ketika saya bermain di dalam rumah, jadi bolanya itu menggunakan bola tenis dan gawangnya memakai piranti apa saja yang ada di dalam rumah yang bisa dimanfaatkan, misalnya ketika itu saya memakai kursi sebagai gawangnya. Bersama dengan kakak dan beberapa teman lainnya saya bermain sepakbola di dalam rumah, dengan catatan orang tua saya sedang berada di luar rumah (bekerja, pergi, dll). Hehehe… cukup seru juga. Nah, suatu ketika saya menendang bola begitu keras melambung ke atas mengenai jam dinding di ruang tengah lalu jatuh dan kacanya pecah berserakan. Tentu saja kami (saya dan kakak) langsung membersihkan pecahan kaca tersebut agar tidak diketahui orang tua kami. Saya agak sedikit nakal ketika itu, maklum namanya juga anak-anak. Heheee…
Seiring waktu berjalan, umur saya pun bertambah. Saya terus latian, latian, dan latian. SD, SMP, dan SMA olahraga saya pasti sepakbola! Bahkan sampai sekarang di bangku kuliah saya masih rutin latian dan mengikuti kompetisi-kompetisi sepakbola dan futsal yang diadakan di Bali. Ketika SMA, saya beberapa kali masuk tim Perseden U-18. Di periode kedua saya ikut tim membawa tim tersebut juara I region Bali kompetisi Piala Suratin dan pemenangnya akan di adu lagi di Lombok tapi ketika itu di tempat saya tinggal (Sanur) ada kompetisi bergengsi antarklub se-Sanur dan saya pun mengambil keputusan tidak ikut berangkat ke Lombok bersama kawan-kawan di Perseden. Saya lebih memilih membela klub saya di Sanur, Udiyana Putra. Di kompetisi pertama saya di Sanur, saya gagal membawa tim Udiyana Putra untuk lolos dari babak penyisihan. Dalam hati saya berkata “tahun depan saya janji, akan dicoba lagi! Pasti bisa!”. Usaha saya tidak sia-sia. Bersama dengan teman-teman di tim saya rutin menjalani latian di lapangan Grand Bali Beach (sekarang INNA GBB). Kompetisi kedua saya di Sanur Cup tahun 2009 dan singkat cerita saya dan teman-teman sukses membawa Udiyana Putra sampai di final. Ketika itu pertandingan puncaknya / final tidak dilaksanakan oleh panitia entah apa alasannya kami tidak tahu. Padahal suasana euphoria di lapangan Pica, Sanur (tempat diadakan Sanur Cup) sudah sangat ramai. Antusiasme penonton sangat bagus sekali, belum lagi para supporter fanatic dari tim yang akan bertanding. Jujur saya sempat merinding di tengah lapangan merasakan suasana yang begitu dahsyatnya. Ya merekalah masyarakat Sanur yang sangat menaruh apresiasi besar terhadap kompetisi bergengsi di desa yang elite ini. Saya sempat kecewa pertandingan final ditiadakan tapi apa boleh buat, protes pun tak berguna sampai panitia pelaksana memutuskan bahwa juara Sanur Cup 2009 ada dua (jadi juara I nya ada dua tim). Lucu dan aneh. Seumur-umur saya mengikuti kompetisi baru kali ini juara I nya ada dua tim. Ckckck…..
Eittss.. tapi rasa kekecewaan saya sedikit terobati karena saya berhasil menjadi top scorer / pencetak gol terbanyak di Sanur Cup 2009. Berkat usaha dan kerja sama tim yang solid, saya mengoleksi 11 gol. Mungkin jumlah tersebut belum terpecahkan sampai sekarang di Sanur Cup(setahu saya…). Bukan sumbar atau sombong tetapi saya BANGGA! Karena tidak semua anak se-usia saya bisa menjadi top scorer. Mendapat piagam, piala, uang dan tak hanya sebatas itu, ada nilai prestise / kebanggaan saat itu yang saya rasakan. Piagam dan piala dari YPS (Yayasan Pembangunan Sanur) selaku panitia pelaksana Sanur Cup masih terpajang di dinding dan pialanya di atas lemari di kamar saya. Kalau memandang kedua benda tersebut kadang saya masih merasakan rasa haru yang cukup dalam. Tidak sia-sia saya dulu bermain sepakbola di dalam rumah bahkan sampai memecahkan jam… hehee.. but no problem. Mungkin kalau waktu itu saya tidak memecahkan jam, gelar top scorer bisa saja tidak jatuh ke tangan saya (sing nyambung nah??...) heheheee… :P . intinya hal apapun yang kita lakukan, kalau itu memang hobi kita sejak kecil, tekuni hal tersebut. Mulai belajar dari hal-hal kecil terlebih dahulu maka ke depannya akan dapat kita rasakan hasilnya!
Salam!
Ytr
Sanur, 3 Juli 2011
11:29
PIAGAM KEBANGGAAN :)
PIALANYA JUGA :)
hehee...
bersama TIM UDIYANA PUTRA tahun 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar